Senin, 02 Januari 2017

Pemikiran Politik Indonesia (Muhammadiyah)


Nama               :   Rita Fitria Sundayana
NIM                :   3506140212
Kelas/Prodi     :   IP-B/Ilmu Pemerintahan
Dosen              :   H.Agus Dedi, Drs., M.Si.
Mata Kuliah    :   Pemikiran Politik Indonesia
Jenis Tugas      :   Pemikiran Muhammadiyah

A.    Sejarah Muhammadiyah
Salah satu sebuah organisasi sosial-keagamaan yang terpenting di Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mungkin juga sampai saat sekarang ini adalah Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan atas sasaran yang diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa orang anggota Budi Utomo untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang permanen.
            Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 dengan nama Muhammad Darwis. Beliau selalu menghayati suatu pembaharuan-pembaharuan atau bisa disebut dengan istilah “Tajdid” dalam memperjuangkan dan meluruskan islam kepada masyarakat dan anggota-anggotanya.
Tajdid memiliki arti pemurnian dan peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya. Dalam arti “pemurnian”, tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan ajaran Islam yang berdasarkan dan bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah As Shahihah. Dalam arti “peningkatan”,  pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya, tajdid dimaksudkan sebagai penafsiran, pengamalan dan perwujudan ajaran Islam dengan tetap berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Dalam tajdid juga, kita menegaskan untuk bisa menghindarkan dari perbuatan Khurafat, Bid’ah, dan Takhayul.
Akhirnya terbentuklah suatu organiasai muhammadiyah. Organisasi ini bermaksud untuk menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad S.A.W kepada penduduk bumiputera dan memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya. Sehingga KH Ahmad Dahlan berhasil memperjuangkan anggota dan organisasinya sampai beliau meninggal di Yogyakarta pada tanggal 23 Pebruari 1923 (pada usia 54 tahun).

B.     Pemikiran Islam Moderat Sebagai Agama yang Rahmat Bagi Alam
Umat Islam merupakan umat yang moderat, hadir sebagai ummatan washatan (umat pertengahan), yang mampu menunjukkan sikap anti terhadap semua bentuk ekstrimisme dan anarkis. Umat Islam memposisikan diri untuk memberikan pilihan middle way (jalan tengah) bagi semua urusan manusia dan memberikan solusi dengan ide-ide unggul yang tepat guna baik untuk kepentingan ekonomi, politik, sosial, keamananan, perbadaban, ilmu pengetahuan maupun kehidupan beragama dan lain-lain.
Jadi, bahwa umat Islam menerapkan hidup yang seimbang (tengah-tengah) baik bentuk vertikal (Hablum Minallah) maupun horizontal (Hablum Minannas). Kesempatan hidup di bumi bukan untuk merusak, melainkan untuk berbuat kebajikan yang penuh dengan rahmat. Islam yang diajarkan oleh Al-Quran, dibimbing oleh Nabi Muhammad SAW dan dipraktek oleh para sahabatnya adalah Islam yang sejuk dengan semangat rahmatan lil ‘alamin. Islam rahmatan lil ’alamin atau Islam moderat atau Islam nusantara merupakan istilah yang sama.
Pemikiran Islam rahmatan lil ‘alamin semestinya tidak kehilangan jati dirinya sehingga mampu berinteraksi dan akomodatif dalam segala jaman, itulah sebabnya perlu fondasi atau landasan yang kuat yang menjadi ciri mendasar dari Islam rahmatan lil ‘alamin atau Islam moderat.

C.     Muhammadiyah sebagai Gerakan Amar Mak’ruf Nahi Munkar
Peran Muhammadiyah dalam politik nasional sangat penting. Muhammadiyah memang bukan partai politik. Muhammadiyah lebih merupakan organisasi Islamic-based civil society (masyarakat madani) dan sekaligus sebagai interest group (kelompok kepentingan).
Diantara pengaruh pergerakan pembaharuan Muhammadiyah dalam Islam, diwujudkan dalam bentuk amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah, yang meliputi:
1.      Bidang Pendidikan
Salah satu sebab Muhammadiyah didirikan karena lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi kebutuhan dan tuntutan zaman, tidak saja isi dan metode pengajarannya yang tidak sesuai, bahkan sitem pendidikannya harus dirombak secara mendasar. Sehingga tidak ada pemisahan antara pelajaran umum dengan pelajaran agama. Dan baru saja tokoh besar Muhammadiyah Prof. Dr. Amin Rais, Tokoh Muhammadiyah yang memberikan sumbangsih besar terhadap lahirnya Undang-undang tentang Guru dan Dosen. Tidak itu saja terdapat ribuan Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada diseluruh pelosok tanah air, sejak dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi.
2.      Bidang Kemasyarakatan/Sosial
Bidang Kemasyarakatan, sumbangsih dan pengaruhnya cukup besar bagi negara Indonesia yang nota bone mayoritas beragama Islam, yakni dengan banyak berdiri PKU Rumah-rumah sakit modern, lengkap dengan peralatan canggih dan tenaga ahli serta apoteknya. Mendirikan panti asuhan yatim, panti jompo, pondok pesantren, mendirikan perusahaan, percetakan buku, majalah, dll
3.      Bidang Politik Kenegaraan
Pada tahun 1945 hingga 1959, hubungan Muhammadiyah dengan Partai Politik serasa amat dekat. Ketika pemerintah mengumumkan berdirinya partai-partai politik pada 3 Nopember 1945, Muhammadiyah ikut mendirikan Masyumi melalui Muktamar Islam Indonesia.

Pada masa sekarang, Peran politik penting Muhammadiyah menunjukkan keberanian yang signifikan seiring dengan arus besar keinginan masyarakat untuk mengembalikan potensi politik bangsa Indonesia. Di sinilah terjadi pematangan dan implementasi gerakan amar makruf nahi munkar dalam aspek politik yang sudah digodok cukup lama pada masa Orde Baru.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar (al’amru bil ma’ruf wannahyu’anil-munkar) adalah sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk.


Sumber     :
Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, PT. LP3ES Indonesia, Jakarta, 1996
http://aika.uhamka.ac.id/?p=230 (Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka)